Kamis, 06 Oktober 2011

Anak Kecil

Sabtu, 1 Oktober 2011, Mat 18:1-5

Realita: Murid-murid Yesus memperdebatkan: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?”. Mereka tidak luput dari mencari hormat dan kedudukan sebagaimana lazim dalam masyarakat Yahudi.

Teks Kitab Suci: 1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

Refleksi Biblis: Yesus berkata: “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga…”. Bertobat berarti banting stir, mengubah arah, berbalik dari jalan salah untuk menempuh jalan benar. Menjadi seperti anak kecil berarti merendahkan diri dan tergantung penuh kepada Allah. Kata Yunani untuk anak, paidion, punya dua arti, yakni “anak” dan “budak”. Jadi sebagaimana seorang budak tidak punya dasar apapun untuk berpretensi akan kedudukan dan kehormatan, demikian halnya murid-murid Yesus. Karena itu pertobatan dan menjadi seperti anak kecil itu perlu agar orang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga dan menjadi yang terbesar. Maka “menyambut seorang anak seperti itu dalam nama-Ku” berarti mau merendahan diri dan menjadi murid Yesus. Menyambut anak, yang dalam masyarakat Yahudi tidak memiliki peran dan tidak diperhitungkan, berarti menyambut Yesus. Sebab Yesus mengidentikkan diri dengan seorang anak dan menyatakan sikap Allah, yang mengaruniakan kerajaan-Nya kepada orang-orang yang tidak diperhitungkan dan tertindas. Yesus menghendaki agar para murid-Nya menjadi seperti anak-anak, sebab sebagai utusan untuk memberitakan Injil, mereka sepenuhnya tergantung dari kebaikan orang yang mau menerimanya.

Rekonsiliasi: Tidak jarang kita sombong karena prestasi dan kedudukan, padahal kerendahan hati menjamin seseorang dapat masuk Kerajaan Allah. Mengapa? Apa mau kita sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar