Kamis, 06 Oktober 2011, Luk 11:5-13
Realita: Di dunia Palestina, tamu seorang warga kampung
dipandang sebagai tamu seluruh kampung. Karena itu semua warga harus
menerimanya sebaik-baiknya.
Teks Kitab Suci: 5 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di
antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata
kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang
sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak
mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di
dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan
aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya
kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau
bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun
karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan
kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata
kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap
orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di
antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada
anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan
memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia
akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Refleksi Biblis: Seorang warga kedatangan tamu pada waktu tengah malam. Itu hal biasa,
sebab perjalanan jauh umumnya dilakukan setelah panas terik matahari lewat.
Seorang tamu harus disambut dan dijamu dengan sebaik-baiknya. Sebab kalau
tidak, orang akan kehilangan nama baik di hadapan tamu itu, juga di hadapan
orang sekampungnya. Karena itu orang yang kedatangan tamu itu malam-malam nekat
pergi ke rumah tetangganya meminta bantuan roti. Tetangganya tentu saja
terganggu, tetapi karena penolakan terhadap permintaan itu berarti kehilangan
nama baik di hadapan tetangga dan warga kampungnya, ia pun memberikan roti yang
diperlukannya. Dengan demikian kesimpulannya sangat jelas, yakni meskipun
tengah malam Saudara datang meminta roti kepada tetangga karena Saudara
kedatangan tamu, yakinlah bahwa tetangga itu akan memberikan roti yang Saudara
perlukan. Karena itu betapa Saudara boleh lebih yakin lagi kepada Bapa surgawi
yang akan mengabulkan setiap permohonan. Sebab tak mungkin seorang bapa akan
memberi ular kepada anaknya yang minta ikan atau memberi kalajengking bila
dimintai telur. Memang kalau kalajengking menggulung dirinya mirip dengan telur
dan ular laut sama licinnya dengan ikan. Tetapi yang pasti, kalau seorang anak
minta sesuatu yang baik, maka bapanya tidak akan menipunya dengan memberi
sesuatu yang mirip dan membahayakan. Nah, kalau bapa yang jahat saja bisa
berbuat baik kepada anaknya, apalagi Bapa surgawi. Dia bukan hanya akan memberi
yang baik, tetapi yang lebih baik, yakni pencurahan Roh Kudus kepada orang yang
sedang berdoa. Untuk itu “mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; dan ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. Dengan
demikian Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya, agar belajar hidup sebagai
anak-anak yang percaya dan mengandalkan kebaikan Bapa. Allah Bapa bisa saja
menunda pertolongan-Nya, tetapi Dia pasti akan menolong pada waktunya.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita hilang asa karena doa kita belum dikabulkan. Pada hal
Allah bisa saja menunda pertolongan-Nya sampai pada saatnya yang tepat.
Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar