Rabu, 19 Oktober 2011

Doa Permohonan

Kamis, 06 Oktober 2011, Luk 11:5-13

Realita: Di dunia Palestina, tamu seorang warga kampung dipandang sebagai tamu seluruh kampung. Karena itu semua warga harus menerimanya sebaik-baiknya.

           Teks Kitab Suci: 5 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

          Refleksi Biblis: Seorang warga kedatangan tamu pada waktu tengah malam. Itu hal biasa, sebab perjalanan jauh umumnya dilakukan setelah panas terik matahari lewat. Seorang tamu harus disambut dan dijamu dengan sebaik-baiknya. Sebab kalau tidak, orang akan kehilangan nama baik di hadapan tamu itu, juga di hadapan orang sekampungnya. Karena itu orang yang kedatangan tamu itu malam-malam nekat pergi ke rumah tetangganya meminta bantuan roti. Tetangganya tentu saja terganggu, tetapi karena penolakan terhadap permintaan itu berarti kehilangan nama baik di hadapan tetangga dan warga kampungnya, ia pun memberikan roti yang diperlukannya. Dengan demikian kesimpulannya sangat jelas, yakni meskipun tengah malam Saudara datang meminta roti kepada tetangga karena Saudara kedatangan tamu, yakinlah bahwa tetangga itu akan memberikan roti yang Saudara perlukan. Karena itu betapa Saudara boleh lebih yakin lagi kepada Bapa surgawi yang akan mengabulkan setiap permohonan. Sebab tak mungkin seorang bapa akan memberi ular kepada anaknya yang minta ikan atau memberi kalajengking bila dimintai telur. Memang kalau kalajengking menggulung dirinya mirip dengan telur dan ular laut sama licinnya dengan ikan. Tetapi yang pasti, kalau seorang anak minta sesuatu yang baik, maka bapanya tidak akan menipunya dengan memberi sesuatu yang mirip dan membahayakan. Nah, kalau bapa yang jahat saja bisa berbuat baik kepada anaknya, apalagi Bapa surgawi. Dia bukan hanya akan memberi yang baik, tetapi yang lebih baik, yakni pencurahan Roh Kudus kepada orang yang sedang berdoa. Untuk itu “mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; dan ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. Dengan demikian Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya, agar belajar hidup sebagai anak-anak yang percaya dan mengandalkan kebaikan Bapa. Allah Bapa bisa saja menunda pertolongan-Nya, tetapi Dia pasti akan menolong pada waktunya.

     Rekonsiliasi: Tidak jarang kita hilang asa karena doa kita belum dikabulkan. Pada hal Allah bisa saja menunda pertolongan-Nya sampai pada saatnya yang tepat. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar