Kamis, 06 Oktober 2011

Maria - Marta

Selasa, 04 Oktober 2011, Luk 10:38-42


Realita: Sosok Maria adalah tipe manusia yang hidup kontemplatif dan siap mendengarkan Tuhan. Akibatnya, sosok Marta dipaksakan sebagai tipe manusia yang hidup aktif dalam banyak pelayanan.

Teks Kitab Suci: 38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
 
Refleksi Biblis: Sosok Maria dan Marta menjadi gambaran dari dua cara manusia menyambut Tuhan Yesus. Marta sibuk melayani Yesus, sebagaimana layaknya ibu rumah tangga yang bertanggungjawab terhadap tamunya. Marta dalam bahasa Aram artinya “nyonya”. Ia sibuk sekali melayani, bahkan bingung karena banyaknya urusan pelayanan itu. Ia cemas dan menyusahkan diri dengan aneka macam makanan dan minuman yang seolah-olah itulah hal terpenting saat menerima kunjungan Tuhan. Maka, ia menegur Yesus yang tak peduli dengan kepincangan dalam pelayanan itu. Ia minta agar Yesus menegur Maria yang duduk saja dan membiarkan dirinya melayani seorang diri. Tetapi Yesus bukannya menegur, melainkan malah memuji Maria yang telah memilik bagian terbaik. Maria duduk mendengarkan dekat kaki Tuhan, seperti seorang murid yang duduk dekat kaki gurunya mendengarkan pengajaran. Mendengarkan sabda adalah mutlak perlu sebelum sabda itu dapat disimpan dalam hati, dipelihara dan dilaksanakan. Itulah satu-satunya yang perlu dalam menyambut kehadiran Tuhan dan Maria telah memilihnya, yakni tekun mendengarkan sabda-Nya.

Rekonsiliasi: Tidak jarang kita khawatir dan sibuk memikirkan program pribadi. Pada hal dengan membuka diri pada Allah segalanya akan terpenuhi. Mengapa? Apa mau kita sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar