Selasa, 27 September 2011, Luk 9:51-56
Realita: Samaria ditaklukkan Asyur dan sejak thn. 722 SM sebagian
penduduknya dibuang ke Asyur (2 Raj 17:24). Untuk mengisi kekosongan daerah itu
para tentara Asyur memasukkan orang-orang asing jajahan Asyur. Lama-kelamaan
mereka kawin campur dan terbentuklah bangsa campuran yang disebut “orang-orang Samaria”.
Teks Kitab Suci: 51
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan
pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 52 dan Ia mengirim beberapa
utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria
untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang
Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54
Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka
berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit
untuk membinasakan mereka?” 55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor
mereka. 56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Refleksi Biblis: Orang-orang Samaria menolak kedatangan
Yesus, sehingga Yakobus dan Yohanes meminta kepada-Nya: “Tuhan, apakah Engkau
mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”.
Yakobus dan Yohanes mohon agar Yesus mengizinkan mereka membinasakan orang-orang
Samaria.
Penghancuran dengan “api dari langit” merujuk pada kisah nabi Elia yang
mendatangkan api dari langit untuk meyakinkan Ahazia, raja Samaria (2 Raj 1:9-12). Yesus menegur mereka,
sebab diri-Nya tidak mau disamakan dengan nabi Elia yang keras. Ia juga tidak
mau menobatkan orang dengan hukuman. Ia membiarkan orang yang menolak-Nya tetap
menikmati kehidupan, sehingga ajaran-Nya tentang mencintai musuh menjadi nyata.
Ia sadar bahwa kedatangan-Nya bukan untuk menghukum, tetapi membawa orang pada
pertobatan, sebab penghukuman adalah hak Allah.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita mau
menghancurkan orang-orang yang memusuhi kita, padahal Yesus menghendaki agar
kita mengasihi musuh. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar