Jumat, 09 September 2011

Aksi Puasa

Jumat, 02 September 2011, Luk 5:33-39

           Realita: Agama Yahudi mewajibkan para pengikutnya menjalankan praktek kesalehan hidup dengan berdoa, berpuasa dan bersedekah, baik bagi para murid Yohanes Pembaptis maupun murid-murid orang Farisi. 
            Refleksi Biblis: Ketika murid-murid Yesus tidak melakukan puasa, orang-orang Farisi mempertanyakannya. Jawab Yesus: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa”. Yesus membandingkan diri-Nya dengan mempelai laki-laki dan para murid-Nya dibandingkan dengan sahabat mempelai laki-laki. Sedangkan pesta perkawinan adalah perayaan sukacita, di mana sahabat-sahabat mempelai berdatangan dan bersukaria bersama. Saat mempelai itu diambil dari mereka barulah perlu puasa. Untuk pengajaran yang tidak gampang dipahami itu Yesus menjelaskan lewat perumpamaan. Tak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua. Sebab jika kain penambal itu mulai menyusut, tertarik dan tercabiklah baju itu, sehingga makin besarlah koyaknya. Atau tak seorangpun menyimpan anggur baru ke dalam kantong kulit yang lama. Sebab anggur baru akan mengalami proses fermentasi/peragian yang menghasilkan tekanan makin lama makin kuat, sehingga akan menjebol kantong kulit tua yang tidak elastis lagi. Maka anggur baru memang harus disimpan di kantong kulit baru, sehingga meskipun fermentasinya kuat, kantong kulit itupun elastis dan tetap aman. Yesus datang dengan pengajaran-pengajaran baru, maka harus disambut dengan pikiran dan hati yang baru juga.
            Rekonsiliasi: Tidak jarang kita setia pada aturan-aturan Gereja sebagai formalitas belaka, pada hal hanya yang melaksanakan perintah-Nya dengan sepenuh hati akan berkenan pada Allah. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar