Rabu, 14 September 2011, Yoh 3:13-17
Realita: Raja Hizkia menghancurkan ular tembaga yang dahulu
ditinggikan oleh Musa, karena orang-orang Israel telah menyembah benda itu sebagai
pujaan (2Raj 18:4). Para rabi Yahudi menerangkan: “Bukan ular tembaga itu yang
memberi hidup. Tetapi selama Musa mengangkat benda itu, orang-orang percaya
kepada Allah yang telah memerintahkan kepada Musa untuk melakukan hal itu.
Allah sendirilah yang menyembuhkan mereka”.
Teks
Kitab Suci: 13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surge,
selain dari pada Dia yang telah turun dari surge, yaitu Anak Manusia. 14
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak
Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 16 Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Refleksi
Biblis: Peninggian ular tembaga itu
diperbandingkan dengan peninggian Yesus di salib. Kepada Yesus itulah Nikodemus
bertanya tentang bagaimana kelahiran kembali bisa terjadi? Yesus menjawabnya
dengan menjelaskan hakekat dari Roh. Kata Ibrani ruakh atau Yunani pneuma bisa
berarti “roh” dan bisa juga “angin”. Kita bisa mendengar dan merasakan adanya
angin, tetapi kita tidak mengetahui dari mana dan ke mana angin itu datang dan
pergi. Kita tidak mengetahui mengapa dan bagaimana angin itu bertiup, tetapi
kita dapat melihat apa yang dilakukan oleh angin itu. Kita tidak mengerti sebab
musabab keberadaan angin, tetapi kita dapat mengetahui apa yang diakibatkan
oleh angin itu. Kita pun tidak mengerti bagaimana Roh itu bekerja, tetapi kita
dapat melihat akibat dari karya Roh itu dalam hidup manusia. Apa jaminan
kebenaran dari kata-kata Yesus ini? Jaminannya, Yesus kenal Allah secara
pribadi dan telah turun dari surga. Maka, apa yang Ia katakan kepada manusia
adalah kebenaran Allah sendiri. Yesus itulah bagaikan ular tembaga yang
ditinggikan Musa dan orang-orang yang memandangnya, pikiran mereka terarah
kepada Allah, sehingga mereka disembuhkan (bdk. Bil 21:4-9). Yesus harus ditinggikan
dan orang yang mengarahkan pikiran serta percaya kepada-Nya akan memperoleh
hidup kekal. Kata Yunani hupsoun, “meninggikan” dipakai untuk Yesus yang
ditinggikan pada kayu salib manupun Yesus yang ditinggikan dalam kemuliaan-Nya
pada waktu Ia naik ke surga. Dengan demikian peninggian-Nya pada salib
merupakan jalan menuju kemuliaan-Nya. Begitulah bentuk kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal.
Rekonsiliasi:
Tidak jarang kita mengelak bahkan menolak panggul salib, pada hal jalan salib
adalah jalan menuju surga. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar