Jumat, 09 September 2011, Luk 6:39-42
Realita: Seorang guru setiap kali masuk kelas selalu memberi hormat kepada
murid-muridnya. Ketika ditanya tentang perbuatan ganjilnya itu ia berkata:
Siapa tahu nanti kalian ada yang jadi pemimpin-pemimpin saya, maka terlambat
menghormati kalian.
Refleksi Biblis: Seorang murid Yesus harus terus-menerus belajar
menjadi serupa dengan-Nya, sehingga bisa menuntun orang lain. Sebab selama
masih buta ia tidak akan dapat diutus untuk membantu orang lain. Orang yang
tidak dapat melihat balok di matanya sendiri ia juga sedikitpun tidak akan bisa
membantu orang lain membersihkan matanya. Memang manusia cenderung melihat dan
mau membereskan kelemahan orang lain, pada hal kekurangannya sendiri lebih
parah dan menghalanginya untuk membantu orang lain. Maka, hendaknya bereskan matanya
sendiri dahulu, sehingga ia akan dapat membantu orang lain. Dengan ini Yesus
bukan mau meminta para murid agar menutup mata saja terhadap kejahatan di
dunia, karena mereka sama-sama berdosa seperti orang lain. Tetapi Yesus
mengajak mereka untuk memeriksa dan mengoreksi diri lebih dahulu, untuk mawas diri, sehingga ia
akan dapat membantu orang lain menjadi lebih baik. Yesus mengingatkan agar
tidak berusaha memperbaiki orang lain tanpa terus-menerus berusaha mengevaluasi
diri sendiri. Setiap murid Yesus dipanggil untuk menuntun dan membatu orang
lain membereskan dirinya. Tetapi bagaimana ia bisa membimbing orang lain kalau
masih buta, belum mengenal dan mampu menjalankan cara hidup Kristiani?
Bagaimana ia dapat membantu orang lain mengatasi halangan dirinya kalau ia
belum sadar akan cacat celanya sendiri yang menghalangi hidup seturut Injil?
Karena itu para murid Yesus diajak terus-menerus belajar dari Sang Guru.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita gampang
mencela kekurangan orang lain, pada hal kekurangan kita jauh lebih parah.
Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar