Jumat, 09 September 2011

Mawas Diri

Jumat, 09 September 2011, Luk 6:39-42


Realita: Seorang guru setiap kali masuk kelas selalu memberi hormat kepada murid-muridnya. Ketika ditanya tentang perbuatan ganjilnya itu ia berkata: Siapa tahu nanti kalian ada yang jadi pemimpin-pemimpin saya, maka terlambat menghormati kalian.
           Refleksi Biblis: Seorang murid Yesus harus terus-menerus belajar menjadi serupa dengan-Nya, sehingga bisa menuntun orang lain. Sebab selama masih buta ia tidak akan dapat diutus untuk membantu orang lain. Orang yang tidak dapat melihat balok di matanya sendiri ia juga sedikitpun tidak akan bisa membantu orang lain membersihkan matanya. Memang manusia cenderung melihat dan mau membereskan kelemahan orang lain, pada hal kekurangannya sendiri lebih parah dan menghalanginya untuk membantu orang lain. Maka, hendaknya bereskan matanya sendiri dahulu, sehingga ia akan dapat membantu orang lain. Dengan ini Yesus bukan mau meminta para murid agar menutup mata saja terhadap kejahatan di dunia, karena mereka sama-sama berdosa seperti orang lain. Tetapi Yesus mengajak mereka untuk memeriksa dan mengoreksi diri lebih dahulu, untuk mawas diri, sehingga ia akan dapat membantu orang lain menjadi lebih baik. Yesus mengingatkan agar tidak berusaha memperbaiki orang lain tanpa terus-menerus berusaha mengevaluasi diri sendiri. Setiap murid Yesus dipanggil untuk menuntun dan membatu orang lain membereskan dirinya. Tetapi bagaimana ia bisa membimbing orang lain kalau masih buta, belum mengenal dan mampu menjalankan cara hidup Kristiani? Bagaimana ia dapat membantu orang lain mengatasi halangan dirinya kalau ia belum sadar akan cacat celanya sendiri yang menghalangi hidup seturut Injil? Karena itu para murid Yesus diajak terus-menerus belajar dari Sang Guru.
          Rekonsiliasi: Tidak jarang kita gampang mencela kekurangan orang lain, pada hal kekurangan kita jauh lebih parah. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar