Jumat, 09 September 2011

Bahagia vs Celaka

Rabu, 07 September 2011, Luk 6:20-26


Realita: Orang miskin kok bahagia? Omong lain saja lah. 
Refleksi Biblis: Orang miskin yang dimaksud bukan saja yang tak berdaya karena tak tercukupi kebutuhan hidupnya, tetapi juga yang berpegang teguh pada Allah. Orang yang mempercayakan diri kepada Allah seperti itu berkenan kepada-Nya dan tidak dilupakan-Nya, sehingga boleh merasa diri sudah berada dalam lingkungan Kerajaan Allah. Jadi, kebahagiaan orang itu tidak berasal dari kemiskinannya, tetapi dari Kerajaan Allah yang menjadi miliknya atau Allah yang berkuasa atas dirinya. Sedangkan orang kaya yang merasa tak kekurangan apapun dan mengandalkan hartanya sendiri, hidupnya tidak akan berarti (celaka), karena sudah puas dengan kelimpahannya itu. Apalagi kalau orang kaya itu menyombongkan diri dengan kekayaannya, acuh tak acuh terhadap Allah dan sesama, bahkan menindas orang-orang yang tidak punya. Orang itu celaka bukan karena tidak akan masuk Kerajaan Allah, tetapi karena dalam kekayaannya ia telah memperoleh penghiburan. Dengan kata lain orang kaya pun akan masuk Kerajaan Allah kalau tidak menjadikan kekayaannya sebagai sumber penghiburan dan jaminan hidupnya, tetapi memandangnya sebagai pemberian Allah yang dapat dipakai untuk berbuat amal. Berbahagialah yang menangis… Orang itu menangis karena penindasan dan perlakuan buruk. Namun mujurlah orang itu karena nantinya akan tertawa (bdk. Mzm 126:5). Hidup ini bukan gelap melulu atau terang selalu. Maka, kalau sekarang sedang tidak ada rezeki dan mengalami derita, orang tidak perlu sedih dan putus asa, sebab ada saatnya tertawa, yakni saat Kerajaan Allah secara utuh mengubah hidupnya. Orang yang sekarang tertawa atau menertawakan kesusahan orang lain pun tidak selamanya akan tertawa, sebab akan tiba saatnya akhir yang menyedihkan dan penuh dukacita. Berbahagialah orang lapar… Orang yang sekarang kenyang dan puas diri dengan kelimpahan hartanya akan celaka, karena akan tiba saatnya semua kekayaan itu diambil dari padanya. Berbahagialah jika karena Anak Manusia orang membenci kamu… Kalau karena Yesus orang dianiaya, dibenci, dikucilkan dan dicela, maka berbahagialah, sebab aniaya itu akan mendatangkan keselamatan. Derita yang dialami seseorang karena Yesus akan berperan dalam sejarah penyelamatan. Para nabi adalah orang-orang yang telah mengalami penganiayaan karena nama Allah dan akhirnya dibenarkan oleh Allah. Karena itu biarpun dibenci dan dicela, para murid Yesus mempunyai sekutu yang memberi pengharapan akan upah besar dari Allah. Upah itulah yang tidak akan diterima oleh orang-orang yang bersekutu dengan nabi-nabi palsu. Sebab di tengah-tengah masyarakat ada orang yang dipuji-puji dan disebut-sebut sebagai nabi, pada hal ia adalah nabi palsu. Celakalah orang itu yang hanya menjaga nama baiknya dan mementingkan dirinya sendiri, sehingga tidak punya waktu untuk memikirkan kebenaran Kerajaan Allah.
            Rekonsiliasi: Tidak jarang kita puas dengan kebahagiaan sesaat berkat kelimpahan harta materi, pada hal semua itu ada waktunya akan musnah dan tak menjamin hidup kekal. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar