Jumat, 09 September 2011

Aturan Sabat

Sabtu, 03 September 2011, Luk 6:1-5

Realita: Pada hari Sabat, orang dilarang memetik gandum, tetapi saat dalam perjalanan “apabila engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum ditunai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu…” (Ul 23:25).
Refleksi Biblis: Ketika pada hari Sabat Yesus bersama para murid melewati ladang gandum, murid-murid-Nya memetik gandum dan memakannya. Orang-orang Farisi memprotes tindakan para murid Yesus yang melanggar peraturan sabat, karena memetik gandum pada hari Sabat termasuk satu dari 39 larangan sabat. Yesus menjawab keberatan orang-orang Farisi itu dengan mengangkat kisah dari 1Sam 21:1-6. Daud melarikan diri bersama para pengikutnya dari kejaran pembunuhan raja Saul. Karena lapar ia masuk ke Rumah Allah menemui Imam Agung Abyatar dan meminta roti-roti sajian yang dikhususkan bagi imam-imam, sebagai makanan bagi dirinya dan para pengikutnya. Sebagaimana Daud (raja besar bangsa Israel) dan Abyatar (imam agung mereka) sah-sah saja melanggar aturan demi kebaikan para pengikut raja, demikian halnya Yesus yang adalah Tuhan membenarkan tindakan para murid-Nya. Semua itu sebagai pembebasan orang dari aturan-aturan kasuistik yang menjeratnya. Karenanya kisah itu disusul dengan pengakuan akan kekuasaan dan ketuhanan Yesus atas hari Sabat: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”. Dengan demikian polemik sabat menyingkapkan muatan kristologis dari diri Yesus.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita mundur memperjuangkan kebenaran karena kakunya aturan, pada hal aturan yang tidak memanusiawikan manusia harus dirombak. Mengapa? Apa mau kita sekarang?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar