Sabtu, 03 September 2011, Luk 6:1-5
Realita: Pada hari Sabat, orang dilarang memetik gandum, tetapi saat
dalam perjalanan “apabila engkau
melalui ladang gandum sesamamu yang belum ditunai, engkau boleh memetik
bulir-bulirnya dengan tanganmu…” (Ul 23:25).
Refleksi Biblis: Ketika pada hari Sabat Yesus bersama para murid
melewati ladang gandum, murid-murid-Nya memetik gandum dan memakannya.
Orang-orang Farisi memprotes tindakan para murid Yesus yang melanggar peraturan
sabat, karena memetik gandum
pada hari Sabat termasuk satu
dari 39 larangan sabat. Yesus
menjawab keberatan orang-orang Farisi itu dengan mengangkat kisah dari 1Sam
21:1-6. Daud melarikan diri bersama para pengikutnya dari kejaran pembunuhan
raja Saul. Karena lapar ia masuk ke Rumah Allah menemui Imam Agung Abyatar dan
meminta roti-roti sajian yang dikhususkan bagi imam-imam, sebagai makanan bagi
dirinya dan para pengikutnya. Sebagaimana Daud (raja besar bangsa Israel) dan
Abyatar (imam agung mereka) sah-sah saja melanggar aturan demi kebaikan para pengikut raja, demikian halnya Yesus
yang adalah Tuhan membenarkan tindakan para murid-Nya. Semua itu sebagai
pembebasan orang dari aturan-aturan kasuistik yang menjeratnya. Karenanya kisah
itu disusul dengan pengakuan akan kekuasaan dan ketuhanan Yesus atas hari Sabat: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari
Sabat”. Dengan demikian
polemik sabat menyingkapkan
muatan kristologis dari diri Yesus.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita
mundur memperjuangkan kebenaran karena kakunya aturan, pada hal aturan yang
tidak memanusiawikan manusia harus dirombak. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar