Kamis, 22 September 2011

Anak Manusia

Sabtu, 24 September 2011, Luk 9:43b-45


Realita: Kasihan itu orang! Jelas-jelas tidak bersalah, pengadilan jatuhkan kepadanya hukuman mati. Ia menjadi korban ulah kejahatan orang-orang yang tak mau bertanggungjawab. Ia dijadikan kambing hitam oleh sekelompok orang beruang. Nasib-nasib!!!

Teks Kitab Suci: 43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: 44 “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” 45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Refleksi Biblis: Menurut kitab Henokh dan Dan 7:13, Anak Manusia akan datang pada hari terakhir untuk menghakimi para pendosa dan menyelamatkan orang-orang benar. Maka dengan gelar Anak Manusia itu Yesus dipandang sebagai hakim yang di akhir zaman nanti akan mengadili semua manusia. Sedangkan dalam Injil Lukas, gelar Anak Manusia sudah muncul pada Luk 5:24 sebagai gambaran wibawa Yesus yang berkuasa mengampuni dosa. Dalam Luk 6:45 Yesus juga diberi gelar yang sama sebagai orang yang menata secara baru hari Sabat Yahudi. Lalu dalam Luk 9:22 gelar serupa dikenakan pada Yesus yang direndahkan, ditolak dan dibunuh. Dengan demikian gelar Anak Manusia yang dimaknai sebagai pribadi penuh kejayaan dan berhasil menangkis serangan-serangan para lawannya (Luk 5:17-6:11; 7:31-35) mulai Luk 9 diisi paham baru. Gagasan itu berlanjut ketika Yesus berkata: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Seturut kehendak Allah, Yesus akan diserahkan ke tangan manusia yang memanipulasikan segala kejahatan kepada-Nya, sehingga Ia akan menderita sebagaimana dialami orang-orang benar dan para nabi. Ia bahkan akan dibunuh, tetapi tiga hari kemudian akan dibangkitkan. Yesus sadar dan tahu bahwa kematian-Nya akan menjadi peristiwa sentral rencana penyelamatan Allah, sehingga Ia siap menerimanya dengan ketaatan seorang Putera Allah. Namun para murid-Nya tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka. Tambah lagi mereka pun tidak berani menanyakan kepada Yesus. Komplit sudah ketidakmengertian mereka.

Rekonsiliasi: Tidak jarang kita tak mengerti ajaran dan nasihat-nasihat Yesus dalam Kitab Suci, pada hal Kitab Suci itu pedoman kita dalam hidup beriman. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar