Jumat, 16 September 2011

Penabur Benih

Sabtu, 17 September 2011, Luk 8:4-15

Realita: Perumpamaan umumnya memiliki dua unsur, yakni yang mengumpamakan dan yang diumpamakan.

Teks Kitab Suci: 4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 5 “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian tumbuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” 9 Murid-muri-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 10 Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarkan; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”

Refleksi Biblis: Penabur benih di tanah yang berbeda-beda adalah yang mengumpamakan. Lalu yang diumpamakan dengan penabur adalah Allah atau Yesus atau utusan Allah; benih adalah firman tentang Kerajaan Allah; dan tanah yang berbeda-beda adalah manusia yang dengan cara berbeda-beda menerima firman yang ditaburkan dalam hatinya. Tanah pinggir jalan adalah orang yang menerima firman, tetapi tidak sampai tertanam di hati, sebab habis dimakan burung. Burung mengumpamakan Iblis yang merampas firman Allah. Tanah yang berbatu-batu adalah orang yang berhati keras, sehingga firman yang diterimanya tidak berakar, bertahan sebentar, cepat layu dan kering kena panas terik matahari. Panas matahari mengumpamakan penganiayaan yang membuat orang berhenti percaya, bahkan murtad. Tanah yang ditumbuhi semak duri adalah orang yang menerima dan mempercayai firman Allah, tetapi kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan duniawi telah menaklukkannya, sehingga firman itu tak berpengaruh dan tak menghasilkan apapun. Tanah yang baik adalah orang yang mendengarkan, mengerti, menerima dan melakukan firman Allah, sehingga menghasilkan hal-hal yang baik dalam perasaan, pikiran, perkataan dan perbuatannya. Dengan perumpamaan tersebut Yesus mau membawa orang agar tidak lekas putus asa, sebab  meskipun karya-Nya nampaknya gagal dan sia-sia, tetapi pada akhirnya akan menggembirakan karena hasil yang berlipat ganda.

Rekonsiliasi: Tidak jarang kita mundur memperjuangkan tegaknya keadilan, padahal kita yakin Allah memberkati dan kebenaran akan menang. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar