Sabtu, 10 September 2011

Iman Sejati

Senin, 12 September 2011, Luk 7:1-10

        Realita: Dalam dunia Romawi kuno, seorang budak mutlak harus setia pada tuannya. Budak juga dipandang sama dengan barang dan dapat dibuang begitu saja kalau sudah sakit-sakitan dan tidak produktif.

              Teks Kitab Suci: 1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. 2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. 3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. 4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau tolong, 5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kita.” 6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; 7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakana saja sepatah kata, maka hambaku ini akan sembuh. 8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, atau kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” 9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” 10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.

    Refleksi Biblis: Di Kapernaum ada seorang perwira Romawi yang sangat peduli terhadap budaknya yang sedang sakit keras dan hampir mati. Jadi, perwira itu seorang yang berperikemanusiaan tinggi. Karena itu ia mengutus beberapa tua-tua Yahudi untuk minta tolong kepada Yesus. Yesus pun pergi ke rumah perwira itu, namun ia minta sahabat-sahabatnya mengatakan kepada Yesus: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh”. Perwira itu begitu menghormati orang Yahudi. Ia mencegah Yesus masuk ke rumahnya, sebab orang Yahudi akan najis bila memasuki rumah orang bukan Yahudi. Ia mendesak Yesus agar bertindak saja seperti biasa ia lakukan kepada bawahannya, yakni cukup memberi perintah dan hambanya akan sembuh. Dengan demikian betapa besar kepercayaan perwira itu akan kuasa penyembuhan Yesus. Yesus pun kagum dan melihat iman sejati dari perwira itu: “Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel”. Maka terjadilah penyembuhan jarak jauh, bukan karena perwira itu banyak berbuat baik kepada bangsa Israel dengan membantu pembangunan rumah ibadat, tetapi terutama karena imannya bahwa Allah hadir dalam diri Yesus untuk mengalahkan kuasa maut. Perwira Romawi itu lambang orang kafir yang beriman akan Yesus sekaligus kritik tajam bagi bangsa-Nya dan orang-orang percaya yang sesungguhnya tidak beriman.
      Rekonsiliasi: Tidak jarang kita mengatakan percaya akan Allah, pada hal perkataan dan perbuatan kita tidak menunjukkan keberimanan itu. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar