Kamis, 22 September 2011, Luk 9:7-9
Realita: “Kalau Socrates berani minum racun untuk mempertahankan keyakinannya,
mengapa kita takut meneteskan darah untuk mempertahankan kebenaran?”, ujar sang
pencinta kemartiran.
Teks Kitab Suci: 7 Herodes,
raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab
ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. 8
Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang
mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. 9
Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia
ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat
bertemu dengan Yesus.
Refleksi Biblis: Herodes Antipas berkuasa di wilayah Galilea. Ia
merampas dan menikahi Herodias, yang adalah istri saudara kandungnya, Herodes
Filipus. Yohanes Pembaptis mencela tindakan itu dan Herodias sakit hati. Berkat
kelicikannya Herodias pun berhasil mempengaruhi Herodes yang akhirnya
memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes (Mat 14:2). Herodes menjadi takut
dan cemas, sebab ada orang yang melihat penampilan Yesus, lalu mengatakan bahwa
Dia itu Yohanes Pembaptis yang telah bangkit. Alhasil, kehadiran Yesus pun
menimbulkan pertanyaan dan banyak pendapat. Ada orang yang berpikir bahwa Dia
itu Elia yang telah datang kembali. Elia adalah seorang nabi yang setelah
terangkat ke langit dengan kereta kuda berapi diyakini oleh orang-orang Yahudi
akan datang lagi ke dunia menjelang penghakiman terakhir (Mal 4:5). Ada lagi
orang yang mengatakan bahwa Dia itu seorang dari nabi-nabi dahulu yang telah
bangkit. Aneka pendapat yang berseberangan itupun membuat Herodes semakin tidak
mengerti siapa gerangan sebenarnya Yesus itu? Ia menjadi kagum juga akan
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, sehingga berusaha agar dapat
bertemu dengan Yesus.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita tak paham benar tentang Yesus
dan ajaran-ajaran-Nya, pada hal kita ini pengikut-Nya dan mau menjadi
rasul-rasul-Nya. Mengapa? Apa mau kita
sekarang?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar