Jumat, 09 September 2011

Pohon - Buah

Sabtu, 10 September 2011, Luk 6:43-49


Realita: Seorang ibu yang predikat dan pekerjaan hariannya mencopet melahirkan. Bayi itu diambil seorang perawat dan dirawatnya bersama bayi-bayi lain di BKIA. Suatu hari ibu pencopet itu datang mau tengok bayinya, tetapi ia tidak kenal lagi mana bayinya. Maka, diambilnya dompet dan diulurkan di atas bayi-bayi itu. Satu dari bayi-bayi itu langsung mengulurkan tangannya dan merebut dompet itu. Ibu pencopet itupun bilang: “Ini pasti bayi saya”. Betul! Apa yang dilakukan ibunya nurun pada anaknya.
     Refleksi Biblis: Hati adalah pusat pemikiran, kemauan dan segala keputusan manusia. Karena itu apa yang dihasilkan manusia, mutunya tergantung dari mutu perbendaharaan hatinya. Keadaan hati yang baik atau buruk akan menentukan apakah seseorang akan menghasilkan buah yang baik atau buruk. Buah adalah lambang dari tindakan yang baik atau buruk (Yes 5:2,7). Pohon yang tidak baik menunjuk pada guru-guru palsu. Untuk itu berkaitan dengan "apa yang diucapkan mulut" merujuk pada tugas menjadi guru dan orang yang mengoreksi orang lain. Apakah para murid menjadi guru yang menyampaikan perkara baik atau buruk, sepenuhnya tergantung dari yang ada dalam hatinya. Karena itu para murid penting membina hati nurani dan budinya. Bila perbendaharaan hati dan budi seorang murid sungguh-sungguh dibenahi dan diresapi Injil, isi hatinya yang baik itu juga akan meluap dalam kata mulut dan teladan hidupnya saat membina orang lain. Murid yang mengisi hatinya dengan perbendaharaan baik itu sama dengan orang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan, seperti orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Sedangkan murid yang tidak mengisi hatinya dengan perbendaharaan baik sama dengan orang yang hanya mendengarkan perkataan Yesus dan tidak melakukannya, seperti orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Rumah di daerah Palestina tidak memiliki pondamen, sehingga kokoh tidaknya rumah itu tergantung penuh pada tanah tempat berdirinya. Maka, perumpamaan ini mau berbicara tentang siapa yang akan bertahan pada ujian akhir. Sebab hujan, banjir dan angin bertiup kencang, seturut Perjanjian Lama adalah gambaran campur tangan Allah yang menguji ketangguhan hidup manusia. Nabi Yehezkiel memberitakan datangnya hujan lebat dan angin taufan yang akan meruntuhkan tembok perlindungan nabi-nabi palsu (Yeh 13:11-15) dan Nabi Yesaya mengatakan, bahwa hanya kota yang dibangun di atas batu di Sion akan luput dari kemusnahan (Yes 28:15-16).
       Rekonsiliasi: Tidak jarang kita sudah bangga dan puas dengan menjadi pendengar sabda, pada hal buahnya baru akan muncul kalau kita melaksanakan sabda itu. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar