Sabtu, 10 September 2011, Luk 6:43-49
Realita:
Seorang ibu yang predikat dan pekerjaan hariannya mencopet melahirkan. Bayi itu
diambil seorang perawat dan dirawatnya bersama bayi-bayi lain di BKIA. Suatu hari
ibu pencopet itu datang mau tengok bayinya, tetapi ia tidak kenal lagi mana
bayinya. Maka, diambilnya dompet dan diulurkan di atas bayi-bayi itu. Satu dari
bayi-bayi itu langsung mengulurkan tangannya dan merebut dompet itu. Ibu
pencopet itupun bilang: “Ini pasti bayi saya”. Betul! Apa yang dilakukan ibunya
nurun pada anaknya.
Refleksi Biblis: Hati adalah
pusat pemikiran, kemauan dan segala keputusan manusia. Karena itu apa yang
dihasilkan manusia, mutunya tergantung dari mutu perbendaharaan hatinya. Keadaan
hati yang baik atau buruk akan menentukan apakah seseorang akan menghasilkan
buah yang baik atau buruk. Buah adalah lambang dari tindakan yang baik atau
buruk (Yes 5:2,7). Pohon yang tidak baik menunjuk pada guru-guru palsu. Untuk
itu berkaitan dengan "apa yang diucapkan mulut" merujuk pada tugas menjadi guru
dan orang yang mengoreksi orang lain. Apakah para murid menjadi guru yang
menyampaikan perkara baik atau buruk, sepenuhnya tergantung dari yang ada dalam
hatinya. Karena itu para murid penting membina hati nurani dan budinya. Bila
perbendaharaan hati dan budi seorang murid sungguh-sungguh dibenahi dan
diresapi Injil, isi hatinya yang baik itu juga akan meluap dalam kata mulut dan
teladan hidupnya saat membina orang lain. Murid yang mengisi hatinya dengan
perbendaharaan baik itu sama dengan orang yang mendengarkan dan melaksanakan
sabda Tuhan, seperti orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Sedangkan murid yang tidak mengisi hatinya dengan perbendaharaan baik sama
dengan orang yang hanya mendengarkan perkataan Yesus dan tidak melakukannya,
seperti orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Rumah di daerah
Palestina tidak memiliki pondamen, sehingga kokoh tidaknya rumah itu tergantung
penuh pada tanah tempat berdirinya. Maka, perumpamaan ini mau berbicara tentang
siapa yang akan bertahan pada ujian akhir. Sebab hujan, banjir dan angin
bertiup kencang, seturut Perjanjian Lama adalah gambaran campur tangan Allah
yang menguji ketangguhan hidup manusia. Nabi Yehezkiel memberitakan datangnya
hujan lebat dan angin taufan yang akan meruntuhkan tembok perlindungan
nabi-nabi palsu (Yeh 13:11-15) dan Nabi Yesaya mengatakan, bahwa hanya kota
yang dibangun di atas batu di Sion akan luput dari kemusnahan (Yes 28:15-16).
Rekonsiliasi:
Tidak jarang kita sudah bangga dan puas dengan menjadi pendengar sabda, pada
hal buahnya baru akan muncul kalau kita melaksanakan sabda itu. Mengapa? Apa
mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar