Realita: Dalam masyarakat Yahudi,
janda adalah kelas duanya dari kelas dua. Artinya, kaum perempuan dipandang
sebagai orang kelas dua dan dari kelas dua itu, perempuan yang bersuami
digolongkan kelas satu dan janda kelas duanya. Maka status sosial seorang janda
memang sangat rendah dan malanglah hidupnya, apalagi bagi seorang janda yang
kematian anak laki-laki satu-satunya. Itu malapetaka besar, sebab habislah
sudah tumpuan hidupnya untuk masa depan.
Teks Kitab Suci: 11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama
Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak
menyertai-Nya berbondong-bondong. 12 Setelah Ia dekat pintu gerbang
kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang
sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 13
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan,
lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” 14 Sambil menghampiri
usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” 15 Maka bangunlah
orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada
ibunya. 16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah,
sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah
telah melawat umat-Nya.” 17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di
seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Refleksi Biblis: Yesus tergerak hati-Nya
oleh belaskasihan melihat derita seorang janda Nain yang sedang kematian putera
tunggalnya. Ia menghampiri usungan jenazah, lalu menyentuhnya: “Hai anak muda,
Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Anak muda itupun bangun, duduk dan mulai
berkata-kata. Jadi, sebuah pembangkitan orang mati dengan sepatah kata saja
karena iba hati. Kata Yunani untuk iba, splankhnizesthai, adalah emosi
yang begitu kuat sampai menggoncangkan tubuh manusia terutama bagian
usus-ususnya. Namun perasaan iba Yesus merujuk pada kesadaran peranan-Nya
sebagai Mesias. Ia datang ke dunia untuk menyatakan kasih Allah kepada manusia,
terutama yang menderita, sakit, miskin dan berdosa. Dengan demikian iba Yesus
menjadi tanda masuknya Kerajaan Allah ke dunia. Banyak orang mengakui bahwa
Allah telah melawati umat-Nya melalui tindakan Yesus. Kalau Allah melawat
berarti Ia memeriksa, lalu menghukum atau menyelamatkan. Allah yang melawat
melalui pembangkitan pemuda Nain berarti penebusan oleh Yesus sebagai Mesias.
Namun orang-orang memandang Yesus sebagai nabi besar saja, karena memikirkan
Mesias secara politis-duniawi yang akan membebaskan mereka dari penjajahan
Romawi. Pada hal pembangkitan seorang pemuda Nain mau memaklumkan Yesus sebagai
utusan Allah yang membebaskan manusia dari kuasa maut. Karena kuasa
pembangkitan-Nya itulah Yesus disebut Tuhan dan pembangkitan itu menjadi
lambang pembangkitan semua manusia kelak.
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita ragu bahwa Allah
selalu menyertai kita, pada hal sampai detik ini kita masih diberi hidup, bahkan
sehat dan kecukupan. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar