Minggu, 11 September 2011

Iba Hati

Selasa, 13 September 2011, Luk 7:11-17


Realita: Dalam masyarakat Yahudi, janda adalah kelas duanya dari kelas dua. Artinya, kaum perempuan dipandang sebagai orang kelas dua dan dari kelas dua itu, perempuan yang bersuami digolongkan kelas satu dan janda kelas duanya. Maka status sosial seorang janda memang sangat rendah dan malanglah hidupnya, apalagi bagi seorang janda yang kematian anak laki-laki satu-satunya. Itu malapetaka besar, sebab habislah sudah tumpuan hidupnya untuk masa depan.

Teks Kitab Suci: 11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” 14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” 15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. 16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” 17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

Refleksi Biblis: Yesus tergerak hati-Nya oleh belaskasihan melihat derita seorang janda Nain yang sedang kematian putera tunggalnya. Ia menghampiri usungan jenazah, lalu menyentuhnya: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Anak muda itupun bangun, duduk dan mulai berkata-kata. Jadi, sebuah pembangkitan orang mati dengan sepatah kata saja karena iba hati. Kata Yunani untuk iba, splankhnizesthai, adalah emosi yang begitu kuat sampai menggoncangkan tubuh manusia terutama bagian usus-ususnya. Namun perasaan iba Yesus merujuk pada kesadaran peranan-Nya sebagai Mesias. Ia datang ke dunia untuk menyatakan kasih Allah kepada manusia, terutama yang menderita, sakit, miskin dan berdosa. Dengan demikian iba Yesus menjadi tanda masuknya Kerajaan Allah ke dunia. Banyak orang mengakui bahwa Allah telah melawati umat-Nya melalui tindakan Yesus. Kalau Allah melawat berarti Ia memeriksa, lalu menghukum atau menyelamatkan. Allah yang melawat melalui pembangkitan pemuda Nain berarti penebusan oleh Yesus sebagai Mesias. Namun orang-orang memandang Yesus sebagai nabi besar saja, karena memikirkan Mesias secara politis-duniawi yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Pada hal pembangkitan seorang pemuda Nain mau memaklumkan Yesus sebagai utusan Allah yang membebaskan manusia dari kuasa maut. Karena kuasa pembangkitan-Nya itulah Yesus disebut Tuhan dan pembangkitan itu menjadi lambang pembangkitan semua manusia kelak.

Rekonsiliasi: Tidak jarang kita ragu bahwa Allah selalu menyertai kita, pada hal sampai detik ini kita masih diberi hidup, bahkan sehat dan kecukupan. Mengapa? Apa mau kita sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar